SMK MUHAMMADIYAH BAWANG, SEKOLAH MURAH TAPI BUKAN MURAHAN
Slogan sekolah murah tapi bukan murahan, memang pas untuk SMK Muhammadiyah Bawang ini. Bagaimana tidak, sekolah ini hanya menuntut para siswa untuk serius dalam belajar sehingga bisa memenuhi target prestasi, selebihnya urusan belakangan.
Seperti disampaikan Drs. Solikhin, M.Pd selaku kepala sekolah, bahwa pihaknya juga menekankan kepada seluruh warga sekolah, untuk turut prihatin membesarkan nama sekolah.
”Sekolah kami tidak memungut uang gedung, bahkan kami sediakan pondokan gratis bagi siswa. Kami hanya ingin melihat anak didik kami serius dalam belajar dan dikemudian hari bisa sukses. Dan perlu diketahui, sekolah ini hanya berasal dari uang 4.500.000 rupiah dan tanah 450 meter pesergi. Sehingga pengurus saja mempertanyakan apa bisa kita berdiri dan bertahan”, katanya.
Namun berkat kegigihan dan keuletan pengelola sekolah ini sejak tahun 2003, SMK Muhammadiyah kini memiliki belasan lokal kelas dan luas lahan mencapai 5000 meter persegi.
”Ini semua berkat dukungan masyarakat, pemerintah dan kerjasama dewan guru dan pengurus. Kami bisa besar dan bertahan berkat dukungan dari semua pihak. Selain itu, sekolah juga mempunyai berbagai usaha, diantaranya Bank Sekolah, service mobil, pembuatan pagar dan pintu teralis serta beternak sapi”, paparnya.
Adapun, dipaparkan pria kelahiran Batang 17 Mei 1960 ini, bahwa Bank sekolah ini berdiri dari surat yusuf ayat 47-48 yang menganjurkan kita untuk berusaha, hasilnya sebagian di makan, sebagian untuk disimpan untuk mengatasi masa sulit. Langkah perbangkannya merupakan bagi hasil.
”Selain mengembangkan Bank sekolah, kami juga beternak sapi. Mungkin satu-satunya sekolah yang beternak sapi hanya sekolah kami. Kami menyisihkan dana yang ada dan tergetnya ada 100 sapi. Dan insya allah, kalau sudah sampai 100 ekor keuntungannya untuk membiayai siswa”, jelasnya. (Trie)
Seperti disampaikan Drs. Solikhin, M.Pd selaku kepala sekolah, bahwa pihaknya juga menekankan kepada seluruh warga sekolah, untuk turut prihatin membesarkan nama sekolah.
”Sekolah kami tidak memungut uang gedung, bahkan kami sediakan pondokan gratis bagi siswa. Kami hanya ingin melihat anak didik kami serius dalam belajar dan dikemudian hari bisa sukses. Dan perlu diketahui, sekolah ini hanya berasal dari uang 4.500.000 rupiah dan tanah 450 meter pesergi. Sehingga pengurus saja mempertanyakan apa bisa kita berdiri dan bertahan”, katanya.
Namun berkat kegigihan dan keuletan pengelola sekolah ini sejak tahun 2003, SMK Muhammadiyah kini memiliki belasan lokal kelas dan luas lahan mencapai 5000 meter persegi.
”Ini semua berkat dukungan masyarakat, pemerintah dan kerjasama dewan guru dan pengurus. Kami bisa besar dan bertahan berkat dukungan dari semua pihak. Selain itu, sekolah juga mempunyai berbagai usaha, diantaranya Bank Sekolah, service mobil, pembuatan pagar dan pintu teralis serta beternak sapi”, paparnya.
Adapun, dipaparkan pria kelahiran Batang 17 Mei 1960 ini, bahwa Bank sekolah ini berdiri dari surat yusuf ayat 47-48 yang menganjurkan kita untuk berusaha, hasilnya sebagian di makan, sebagian untuk disimpan untuk mengatasi masa sulit. Langkah perbangkannya merupakan bagi hasil.
”Selain mengembangkan Bank sekolah, kami juga beternak sapi. Mungkin satu-satunya sekolah yang beternak sapi hanya sekolah kami. Kami menyisihkan dana yang ada dan tergetnya ada 100 sapi. Dan insya allah, kalau sudah sampai 100 ekor keuntungannya untuk membiayai siswa”, jelasnya. (Trie)
Komentar
Posting Komentar